Tuesday, May 29, 2012

REMEMBER THIS QUOTE

And the quotes that i must to always remember is :

Don't hope too much. Because that too much can hurt you so much!!
@damnitstrue

In every condition.  i just wanna protect my self.

Saturday, May 26, 2012

Just believe, there'se a light even in the darkest situation.

@Notebook

Ruang Hidup I

"Kau liat tempat ini? Apa masih bisa kau sebut tempat ini indah setelah melihat sisi lainnya?" Seru nenek tua itu kepadaku.
Pemandangan amat sangat berbanding terbalik dengan apa yang aku lihat sebelumnya. Tercengang, tidak percaya.
"Ini.. Kenapa bau busuk sekali? Kenapa mayat-mayat berserakan dimana-mana Nek? Kenapa tidak ada yang mengurusnya?" kata ku gelagapan sambil menutup hidung karena aroma mayat yang amat menyengat.
Seolah tidak percaya, mataku aku kedip-kedipkan seraya melihat disekitar ku tempat apa ini sebenarnya. Udara pekat, lokasi dipinggir bebatuan besar yang menjorok kearah yang bisa disebut goa, sinar cahaya menipis, serta tidak ada satupun tanaman dimana hingap burung-burung yang berkicau. Tragis, sangat tragis.
"Semua orang yang lalu lalang yang kau liat tadi, setelah mereka merasa hidupnya tidak lama lagi, pasti mereka ketempat ini dan menunggu ajal menjemputnya."
"Bawa aku pergi dari sini Nek! Aku tidak sanggup disini, aku tidak tahan."
Setelah melihat gelagatku yang ketakukan dengan tempat ini. Lalu nenek tua itu membawa aku kembali ketempat dimana aku tertidur tadi.
"Tolong jelaskan padaku tempat apa ini sebenarnya? Kenapa semua ini aneh? Tempat ini indah, disini. Aku menemukan ketenangan, pemandangan yang indah, kesejukan, meskipun orang-orang disekitar sana tidak saling mempedulikan satu sama lain. Tapi kenapa kau tadi membawaku ketempat yang amat sangat berbeda? Banyak mayat beserakan dari yang mulai mayat utuh, mayat setengah hancur, sampai mayat yang sudah bau busuk dan tinggal tulang belulang? Tolong jelaskan Nek!" tanyaku emosi.

Nenek tua itu tersenyum..
"Kalau aku bertanya, jika kau disuruh memilih, kau lebih memilih tempat yang sangat indah, namun hanya kau sendiri yang menikmatinya, meskipun ada orang lain disekitarmu namun kalian tidak saling berkomunikasi hingga sampai ajalmu tiba kau tetap sendiri, atau kau lebih memilih tempat yang sebenarnya indah, namun semua tertutup oleh prasangka dan persepsimu sendiri tentang tempat itu, sedangkan disana selalu ada orang yang besedia bersamamu dalam kondisi apapun. Bagaimana?" tanya nenek tua itu balik.
"Aku... Aku akan memilih tempat indah yang dimana disekelilingnya saling berkomunikasi denganku, berbagi dan menghabiskan waktu denganku."
"Jika kau menginginkannya seperti itu, itu bukan disini. Disini hanya dunia semu, semua yang kau lihat hanya klise belaka. Kembalilah ketempat asalmu."
"Tapi, aku sedang membenci duniaku disana. Aku lelah dengan keadaan disana. Semua seakan lagi menghianati dan menjauhiku. Aku hanya ingin beristirahat sejenak. Menjauhkan diriku dari semua yang membebani pikiranku"
"Hidup itu suka duka, bukan suka suka. Wajar saja terkadang kau selalu mengalami hal yang kau anggap pahit, agar kau mengerti bagaimana  meraih rasa manis itu dalam hidupmu. Apakah kau bisa melewatinya? Atau kau menyerah dengan keadaan? Semua yang kau lalui nantinya akan dijadikan tolak ukur seberapa tangguh dirimu Nak."
"Iya aku tahu, tapi mana orang-orang yang selalu bilang mereka selalu ada untukku? Kemana mereka saat aku butuhkan? Ini sama saja aku hidup sendiri!"
"Mereka itu hidup tidak sendiri, mereka punya keluarga, mereka punya teman yang lain, mereka punya masalah lain. Saat mereka sibuk sendiri, bukan berarti mereka melupan kamu. Bukankah jika kamu sedang berada diposisi mereka, kamu juga akan melakukan hal yang sama seperti yang mereka lakukan, bukan?"
Aku terdiam dan berfikir.
"Apa yang kau pikirikan adalah apa yang akan terjadi padamu. Lepaskan beban dihatimu Nak. Hidup itu tidak jauh dari berpindah-pindah serta datang dan pergi. Yang terpenting adalah lakukan yang terbaik apa yang ada pada dirimu. Semua pasti ada balasannya."

Cahaya yang kulihat menjauh semakin lama semakin memudar dan hilang. Kemudian aku tersentak, bangun.
Mimpi terpanjang yang pernah aku lalui, tapi begitu nyata. Tuhan, mungkin inikah pertanda dariMu? Terima kasih sudah menyadarkan ku. Maafkan atas segala keluh kesahku..

Tuesday, May 8, 2012

toleransi komunikasi

Minimnya komunikasi adalah hal yang paling bisa membuat pasangan salah paham. "Aku percaya kamu." Kalimat itu terkadang tidak berarti apa-apa saat minim nya komunikasi berjalan. Jika dua orang sudah membuat komitmen untuk bersama, ada hal-hal yang menjadi topik "kita". Bukan selalu sekedar, ini tentang saya dan ini tentang anda. Tapi ini tentang kita.
Tentang fungsiku  terhadapmu. Fungsi sebagai seorang kekasih. "Aku ingin menjadi orang pertama yang tahu keadaanmu. Setiap kegiatanmu, setiap perkembanganmu, tentang duniamu PERHARINYA."
Mungkin sebagian orang menganggap ini berlebihan. Tapi buatku tidak. Aku juga tidak mengharapkan komunikasi berlebihan yang setiap detik. Kita belum dipisahkan benua dan waktu kan? Kita masih ada pada terbit dan terbenamnya matahari pada saat yang sama kan? Aku sibuk, mungkin kamu lebih sibuk.
Aku hanya tidak suka kalau orang lain yang lokasinya sama denganku saat jauh darimu, tetapi orang itu tahu lebih dulu  tentang keadaanmu. Bukan karena pengertianku habis tentang hal ini, tapi aku rasa banyak wanita yang merasakan sepertiku.
Bahkan aku pernah melihat beberapa pasangan, salah satu wanita/pria nya tidak lama memutuskan hubungan hanya karena "kita tuh bukan kaya pacaran. waktu komunikasi kita sedikit. lebih baik kita teman biasa aja, karena gak ada bedanya." Kalau udah kaya gini siapa yang disalahkan? Kurang pengertiankah? Egoiskah? atau tidak ada toleransi satu sama lain? check your self.
Aku sudah mengenalmu bertahun-tahun, semarah apapun aku akan sifatmu dan sebagaimanapun aku menjauh darimu, aku kembali lagi padamu bukan? Dan kamu pun begitu sebaliknya. Coba tanya kenapa?
Ada ketulusan dan kerelaan seiring dengan berjalannya waktu masing-masing dari kita untuk menerima satu sama lain. Kita sama-sama saling membutuhkan. Tapi ada kalanya kalau aku mengeluh akan sifatmu, aku harap kamu mengerti. Dan aku pasti akan mengerti jika ada hal lain yang kamu keluhkan kepadaku. Bukan aku tidak menerima semua sifatmu, tapi hidup itu juga diatas penilaian orang lain bukan? Diatas penilaian ku yang kamu anggap penting dalam hidupmu. Ini bukan semata tentang aku, tapi tentang kita dan saling toleransi. Agar kita tetap bertahan ditahun-tahun berikutnya dan tumbuh bersama :)

Tuesday, May 1, 2012

Mungkin

Aku mungkin hanya ada di awal buku ceritamu. Cerita saat kau mulai tumbuh dan mencoba. Mungkin aku yang menyentuh hatimu yang pertama. Menjadi yang pertama membuatmu tertawa dan pertama membuatmu terluka, mungkin.

Lalu ditengah perjalanan pencarian jati diri, kita terpisah sekian lama. Seperti sama sekali tidak saling mengenal.
Sekarang kita dipertemukan lagi dalam perjalanan ini. Kamu memberikan gambaran tentang keinginan akhir bahagia buku ceritamu bersamaku.
Namun ada keraguan yang tersisa. Masihkah aku jadi yang pertama? Masihkah aku yang membekas dihati?Maaf atas piciknya pemikiran sifat dasarku ini yang ingin tahu kisah hidupmu selama tidak denganku dulu.
Harusnya aku tahu, aku yang mencari pedang atas sedih diriku sendiri. Tapi itu semua karena aku ingin tahu semua tentangmu.
Itu tentang keraguanku padamu.
Bagiku,
Kamu yang menyentuh hatiku pertama kali. Kamu yang belum benar-benar aku lupakan.
Aku mungkin aktris hebat dalam panggung sandiwara hidupku yang menyembunyikan bahwa aku sebenarnya bahagia bisa sedekat ini lagi denganmu. Tapi ada hal-hal yang membuatku harus membentengi hatiku untuk tidak mudah memberikan sebuah kepercayaan kepada orang lain.
Mungkin ada hal yang harus aku ingat "Ada waktu yang terbuang, bahkan terlupa." Dan mungkin aku lupa, bahwa saat-saat dimana pencarian jati dirimu, aku tidak menemani setiap langkahmu. Aku tidak mengenalmu. Mungkin.

Bolehkah aku bersedih atas keraguanku?? Untuk kali ini. Aku ingin berpikir sejenak.