Saturday, December 24, 2011

Blogging Workshop & Awarding Event GoVlog On AIDS

Dalam rangka memperingati Hari AIDS sedunia, VivaNews dan Lembaga Pemerintah Australia (AUSAID) mengadakan lomba "World's AIDS Day Blog Competition" upaya mengajak remaja dalam meningkatkankan kesadarannya terhadap HIV/AIDS. Lomba yang dilaksanakan pada 10 - 30 November 2011 tersebut sudah memilih 10 nominator yang telah dikirim ke Bali untuk melakukan kunjungan ke beberapa tempat, salah satunya seperti Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Denpasar (KPAP), Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia Provinsi Bali (PKBI), dan beberapa tempat lainnya.

Berikut ini adalah 10 blogger nominator GoVlog HIV/AIDS (termasuk saya sendiri, hehe):

maaf pemirsa, gambar diambil dengan kamera tanpa flash -_- (baca: bb gemini)

1. Lingga Tri Utama, Jakarta
2. Zulfina Naridha Anom, Surabaya
3. Siswanto, Jakarta
4. Aziz Abdul Ngashim, Yogyakarta
5. Muhamad Rahmat, Jakarta
6. Himam Fadeli, Yogyakarta
7. Januarti Sururi, Jakarta
8. Chandra Dwi P, Jakarta
9. Rizky Ashar Murdiono, Surabaya
10. Febrani Agustin, Jakarta

Sepulangnya dari sana, saya dan nominator lainnya harus membuat tulisan lagi tentang apa yang kita dapat selama kunjungan di Bali (klik disini). Selanjtunya tulisan tersebut akan dinilai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan siapa juaranya.

Dan sampailah pada 20 Desember 2011, dengan tema "Blogging Workshop & Awarding Event GoVlog On AIDS" yang diadakan di Fx Life Style X'Centre Senayan, pengumuman juara tersebut berlangsung.
Paul Robiliard selaku wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia, mengumumkan tiga pemenang utama, di antaranya adalah;
Juara pertama, Lingga Tri Utama, dengan judul artikel "Melawan Mitos HIV dan AIDS".
Juara kedua, Zulvina Naridha Anom, dengan artikel berjudul "Mereka Berjuang Mencegah HIV dan AIDS, Kita Pun Juga."
Juara ketiga, Siswanto, yang menulis "Yang Tak Kenal Menyerah Perangi HIV".

CONGRATULATION ^^
Selamat yah, kalian memang pantas untuk menjadi juara. Untuk teman-teman nominator yang lain juga gak kalah bagus kok tulisannya. Anggap aja ini pengalaman untuk kedepannya, agar kita semakin semangat untuk tetap berkarya dalam menulis. Dari ajang kompetisi ini saya banyak sekali pengalaman baru, mulai dari pengetahuan sampai punya teman baru dengan hobi yang sama (menulis). Gak nyangka dan excited banget deh pokoknya. Thanks for giving me amazing experience ya VivaNews dan AUSAID. Yeeeyy!! (^o^)/

narsis dikit didepan poster sendiri hahai :D

Friday, December 23, 2011

Aku dan Pahlawanku ♥

"Ma, minggu depan aku ambil raport. Tapi harus lunas bayaran dulu 2 bulan." ucap aku ke mama.
"Iya mama usahain insya allah uangnya ada, kamu pasti ambil raport ko :)" bales mama sambil tersenyum seraya membungkus kue-kue untuk dijual esok hari.
"Itu kue dijual untuk biaya sekolah aku yah Ma?"
"Iya, kalo bukan dari hasil kue, dari mana lagi biaya hidup kita sayang."
"Aku bantuin ya Ma. Kan ini buat uang sekolah aku."
Percakapan ini sekitar 8 tahun yang lalu saat duduk dibangku SMP.

***

Pernah gak kalian mengalami hal itu?
Saat kalian harus berusaha sekuat tenaga dalam mencapai sesuatu untuk kehidupan kalian selanjutnya. Atau kalian tidak pernah memikirkan hal itu karena kalian hanya terima 'beres' dari orang tua??

***

Semenjak ditinggal papa untuk selamanya (tahun 2001), mama jadi tulang punggung keluarga. Berawal dari hobby yang suka masak dan membuat kue, mulai saat itu memasak/membuat kue menjadi kesibukan rutinnya. Tabungan papa yang tadinya untuk biaya sekolah ketiga anaknya, lama-lama habis untuk biaya berobat selama beliau sakit.
Papa meninggalkan kita disaat semuanya masi terlalu dini (menurutku). Aku baru bersekolah dasar kelas 5 dan adikku berumur 6 tahun. Sedangkan kakakku kelas 1 SMA. Saat dimana anak-anaknya sangat membutuhkan bimbingannya dalam beranjak besar. Aku memang tahu kalau papa punya penyakit yang sudah lama dideritanya. Tapi aku gak pernah nyangka akan secepat itu papa ninggalin kita. Saat itu serasa hidupku tumbang sebelah. Kehilangan pegangan, dan merasa amat sangat gak adil serta iri kalau aku melihat temenku yang lain keberadaan orang tuanya masih lengkap. Untungnya aku tidak diajarkan menjadi anak yang manja dan tidak pengertian. Diumur yang baru 12 tahun (1 tahun kemudian semenjak kepergian papa) aku merasa bukan hanya aku yang amat sedih ditinggal papa. Ada mama yang jauh lebih sedih dalam hal ini. Dia harus mengurus ketiga anaknya dengan tangannya sendiri. Dan betapa tidak berbaktinya aku, kalau aku hanya 'terima jadi' atas semua fasilitas yang akan aku dapat

Aku dan kakakku hampir tiap malam membantunya untuk membuat kue yang akan dijual untuk keesokan harinya. Tentunya setelah kami selesai mengerjakan tugas sekolah. Sedangkan adikku yang masih kecil, kami biarkan dia tidur tanpa harus membantu apapun dulu.
Sekitar sampai jam 10 malam, aku disuruh tidur agar besok sekolah gak kesiangan. Tapi untuk kakakku, dia membantu mama lebih lama, bisa sampai tengah malam (mungkin karena dia cowo, tenaganya lebih banyak).
Keesokan harinya, aku membawa beberapa tempat kue, untuk aku titipkan ke warung-warung agar kue dagangan mamaku terjual. Lalu aku berangkat sekolah, dan sore hari nya aku ke warung-warung tersebut untuk mengambil hasil dari jualan hari itu. Yah kadang habis, kadang masih sisa banyak. Biasanya kalau sisa begitu, mama suka ngasih ke tetangga-tetangga sebelah, katanya dari pada mubazir dan basi mending dikasih orang. Padahal dalam hatiku bilang kalo kue ini masih bisa dijual kerumah-rumah kalo kita tawarin, dan kita dapet uang, bukan dikasih gratis. Tapi mama bilang gak apa-apa sekalian promosi nyobain kue mama.

Melihat keadaan keluarga yang jauh dari berkelebihan, aku gak pernah minta yang macem-macem. Karena mau beli pakai apa? Udah bisa jajan sehari 5000 pun udah bersyukur. Meski terkadang aku tergiur sama temen-temen yang lain dalam pergaulan. Misalnya temen udah pakai handphone (kelas 2 SMP, hp saat itu yang lagi marak Nokia 3310), atau dia punya walkman.
Alhamdulillah dari sekolah dasar kelas 1 sampai kelas 6 aku selalu mendapat juara pertama. Dan di SMP kelas 1 aku pun menjadi juara kelas. Sehingga aku mendapat keringanan biaya sekolah 50% sampai lulus SMP. Ya setidaknya itu meringankan pengeluaran mama karena harus menghidupi kedua anaknya yang lain. Kakakku setelah lulus dari SMA tadinya dia ingin melanjutkan kuliah jurusan teknik. Tapi mama bilang gak ada biaya untuk kesana. Karena masih mengurus biaya sekolah aku dan adikku. Akhirnya dia mengurungkan niatnya dan memilih untuk bekerja (mau gimana lagi kan yah). Mengurus hidupnya sendiri. Yang jelas mama selalu ingetin pergaulan mana yang harus dijauhin dan tidak.
Aku masuk di SMA yang terkenal sebagai unggulan provinsi didaerah kami. Aku berusaha agar bisa sekolah dengan baik dan gak mengecewakan mama yang udah susah payah membiayai ini semua. 

Untuk masalah pendidikan, setidaknya sampai SMA, mama selalu menomor-satukan itu semua. Buku pelajaran, alat tulis, kegiatan sekolah pasti mama usahakan untuk ada biayanya. Misalnya, meskipun makan seadanya, tapi untuk bayaran sekolah mama selalu tepat membayar. Mama gak mau ada kejadian anak-anaknya gak dibagikan raport karena belum bayaran. Waktu ada pendataan dari komite sekolah soal anak murid yang kurang mampu, sebenarnya aku masuk dalam list itu. Tapi mama bilang gak perlu. Bukan karena sok mampu atau apa. Tapi mama bilang karena mama masih sanggup bayar tepat waktu, dan mama gak mau dikasihanin orang. Kata mama, "Jangan pernah bergantung sama orang lain selama kamu mampu untuk itu."
Akhirnya kalo misalnya menjelang ujian atau tahun ajaran baru yang mengharuskan bayaran menjadi double untuk bulan berikutnya, pasti mama membuat kue nya lebih banyak, biar untungnya juga lebih banyak buat bayar sekolah *Ya Allah mama makasih banget :')*

 
Dan ketika aku lulus sekolah pun, aku menginginkan hal yang sama seperti kakakku waktu itu, melanjutkan pendidikan ke universitas.
"Maaf yah, mama gak bisa buat biayain kuliah kamu."
Jujur merasa sediiiiiiiiiiiihhhhhhh banget denger kalimat itu, merasa gak adil gak kaya temen-temen lain yang bisa kuliah (astagfirullah). Tapi mau bagaimana lagi, masa iya aku harus maksa keadaan, minta uang kesiapa coba? Mau gak mau aku juga harus bekerja untuk kehidupan aku sendiri.
Melamar kerja beberapa kali kesana kemari belum langsung diterima, mungkin karena baru lulusan SMA masih susah untuk dapetin kerjaan. Akhirnya gak lama aku diterima di Bank sebagai telemarketing, menjual kartu kredit melalui by phone. Tapi sistem gaji nya itu pakai target, sebulan kita harus berhasil berapa gitu untuk mengajak orang pakai kartu kredit kita, kalo gak sesuai target, kita cuma hanya dapat uang makan. Sebulan dua bulan aku masih belum bisa mencapai target, dan aku hanya mendapat uang makan sekitar 350ribu, bulan ketiga aku  merasa gak sanggup karena mengingat jarak yang cukup jauh antara rumah dan tempat kerja, juga aku mikir kalo aku gak ada keahlian di bidang itu. Akhirnya aku mengundurkan diri. Mama gak pernah memaksaku untuk tetap kerja disitu atau engga, karena mama bilang aku sendiri yang tau enak engga nya, asal jangan pernah ada yang ditutup-tutupin dari mama, mama kasih kebebasan memilih.

Setelah itu aku kembali melamar kerjaan di beberapa tempat. Dari mulai kerjaan yang aku idam-idamkan sampai terserahlah aku mau dipekerjakan sebagai apa, yang penting aku kerja, punya uang. Gak lama, 3 bulan kemudian aku dipanggil untuk interview di salah satu perusahaan distributor makanan terbesar di indonesia. Tadinya aku melamar disitu sebagai SPG juga gak apa-apa. Tapi ketika di interview dan di tes aku bisa mengerjakan input data menggunakan excel atau gak, alhamdulillah aku bisa ngerjainnya. Empat hari kemudian aku dipanggil lagi untuk tanda tangan kontrak dan bekerja sebagai admin piutang. Jujur aku gak ngerti sama sekali tentang apa itu piutang (mungkin ini udah rejeki kali yah jadi keterima kerja hehe). Orang-orang disana baik dan sabar ngajarin aku pelan-pelan, gak langsung kerjaan yang berat, tapi perhari nya aku bantu-bantu mereka dari mulai kerjaan yang mudah, kalau udah lancar baru belajar kerjaan lainnya yang tingkat kesulitannya lebih tinggi. Dan alhamdulillaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhh banget, 8 bukan aku kerja langsung diangkat menjadi karyawan tetap. Sebelumnya ada penilaian kerja dari atasan. Kalau bagus memang bisa langsung jadi karyawan tetap. Mama seneng banget denger berita ini, artinya aku udah punya penghasilan tetap selama aku mampu menjadi karyawan disana, dan tidak dipecat atau mengundurkan diri. Karena kakakku selama ini bekerja pindah-pindah perusahaaan terus. Entah itu kerjanya yang kontrak, atau karena dia gak nyaman kerja disana. Karena keasikan kerja itu pula yang membuat kakakku melupakan niatnya untuk kuliah.
Semenjak diangkat sebagai karyawan tetap, aku punya keberanian untuk melanjutkan sekolah dengan uangku sendiri.
"Kamu siap cape emang nanti? Senin-jumat kerja, sabtu-minggu kuliah. Mama gak mau memaksakan kamu. Kamu harus belajar terima keadaan." kata mama
"Iya Ma aku siap! Aku mau kuliah." balasku tegas.
Dan sekarang udah sejauh ini, aku kuliah semester 4 dengan uangku sendiri, aku masih kuat menjalaninya. Aku emang belum bisa memberikan banyak uang ke mama, selama ada sisa uang gaji yang sudah terpotong uang kuliah dan pegangan selama sebulan, aku pasti kasih ke mama. Tapi kalo semuanya pas-pasan, aku minta maaf dan bilang gak bisa kasih ke mama.
"Ma, maaf ya bulan ini aku gak bisa kasih uang ke mama :( "
"Iya gak apa-apa, yang penting buat kamu sendiri dulu udah cukup keperluannya."
Kadang suka miris sama keadaan dirumah yang serba pas-pasan. Sampai saat ini mama masih usaha membuat kue (belum usaha kue yang besar-besaran sih) buat biaya hidup kita. Buat biaya sekolah adikku, bayar listrik, bayar air, makan, dan keperluan lainnya.
Kata mama kalau kita mau usaha, Allah pasti kasih jalan. Buktinya meski kita hidup pas-pasan, tapi hidup kita masih bisa berjalan dengan hasil kita sendiri kan??
Mama ngasih aku banyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkk banget pelajaran hidup. Tentang usaha, tentang kerja keras, tentang kemandirian dan gak bergantung sama orang lain.

"Kalau kamu mau bisa berlari, kamu harus bisa berjalan dulu. Mama cuma bisa mengarahkan, selebihnya kamu yang bertindak. Kalau kamu jatuh, mama pasti menopang."

Aku gak tau kalau misalnya aku ini terlahir dari keluarga serba ada, apa aku masih bisa belajar tentang ini semua? Ya emang sih semua balik lagi ke pribadi masing-masing, mau belajar tentang hidup itu dengan cara gimana dan kapan waktunya.
Mama orang yang aku lihat jarang banget mengeluh dalam hidupnya secapek apapun dia. Malah aku yang sedih kalo liat mama kecapean, terus gak bisa ngapa-ngapain kalo udah sakit.
Sabar ya Ma, aku janji akan cepet lulus kuliah terus kerja ditempat yang lebih baik dan gantian aku yang akan memfasilitasi apapun yang mama butuhin. Aku akan bayar semua cape mama buat hidupin aku selama ini. Nanti mama gak perlu lagi kerja cape-cape, biar aku aja terus yang kerja, mama istirahat aja dirumah, dengan kondisi rumah yang nyaman.
Sekarang aku emang belum bisa kasih apa-apa ke mama. Tapi setidaknya aku berusaha buat udah gak nyusahin mama lagi dalam masalah keuangan. Mama sabar yah, waktu berjalan makin dekat. Aku gak akan ngebiarin usaha kita selama ini buat hidup kita yang lebih baik tuh sia-sia.
Allahu rabbi, kasih aku kesempatan untuk membahagiakannya dengan usahaku sendiri. Berikan dia umur yang panjang, agar dia bisa merasakan kehidupan yang lebih baik yang selama ini dia impikan kepada anak-anaknya. Jauhkanlah dia dari segala marabahaya, kesakitan, dan kegundahan. Amin Ya Allah..

Thursday, December 22, 2011

HBD MY BELOVED :*

November - Desember untuk orang terkasih yang berulang tahun. Gak perlu ditanya lagi, seberapa jauh gue kenal mereka. Karena mulai dari gue beranjak remaja dan tumbuh dewasa gue udah kenal dan punya banyak cerita sama mereka.

#1
10 November - Ibu Ernayati
 Tepat di Hari Pahlawan, 47 tahun yang lalu seorang wanita kuat ini lahir. Ya, dia adalah pahlawan hidup gue. Wonder woman yang gue kenal disepanjang hidup. Seorang wanita yang bukan hanya berperan sebagai orang tua, tapi juga sebagai partner, sahabat, sebagai motivasi buat gue untuk melakukan hal-hal yang bisa dibanggakan. Selamat ulang tahun yah Ma. Aku sayang mama dan doaku ini lebih dari ungkapan kalimat apapun :*


#2
21 November - Andi Satria Negara - @AndiSatria27
sahabat gue, kaka gue, musuh gue, partner gue. apapun itu you're my bestf boo ;)

Live from my UberSocial HAHA
HBD Kndiiiiiii :*
2009. HAHA cupuuu -______-

#2
23 November - Vika Rizkia Utami - (gak punya twitter HAHA)
sahabat paling gokil, susah banget ngomong serius sama ini orang, kebanyakan becandaanya. tapiii terkadang kalo sekalinya serius ngomong, 'wah' banget kalimatnya suka bikin speechless haha

gak ada lilin ulang tahun, terpaksa pake lilin mati lampu HAHA
HBD pikaaaaaaaaa :*

#3
4 Desember - Devi Dwi Ariyanti - @Devidwiariyanti
sahabat gue yang satu ini kaya 'bunglon' kadang 'bener' kadang 'stres' otaknya haha

HBD depooool :*

#4
16 Desember - Tri Utami Hidayati - @mimooie

ini sahabat yang paling kenal gue banget-banget, hampir semua ekspresi yang terjadi dalam hidup gue, dia tahu. Meski sekarang kita dipisahin benua, tapi bukan jadi penghalang buat persahabatan kita #aseeekk

sama ica :* (your beloved niece, ami)
HBD beauty nengkeeeee :*
kangen maen bareng lagi :')
 Gue doain apapun yang terbaik buat hidup kalian, buat sekarang dan masa depan. Kita sama-sama bergandeng tangan untuk meraih masa depan yang kita cita-citakan. Keep fighting for brighter future! Happy Birthday My Beloved \(^o^)/

Tuesday, December 20, 2011

lesson for today

and deep inside my heart, i've realized
that there's still many things that I could reach and I'm proud to it
lose is not obstacle, but to make as a lesson

Friday, December 16, 2011

'Nyasar' di Bali

Dan pada akhirnya gue pun menginjakan kaki di Bali...

***
Gue : "Udah mah gak usah nganter aku juga gak apa-apa ko, aku naik taksi nya sendiri aja."  
Mama : "Gak apa-apa mama anterin aja. Mama mau liat orang-orang nya siapa aja yang ikut, nanti kalo kamu sendirian, bengong, terus kamu tidur lagi di bandara, eh ditinggal."
Gue : "Yakali mah beneran begitu -_____-"
Itu sedikit percakapan antara gue dan mama tentang keberangkatan gue pada hari H ke Bali. Habis subuh gue dilarang tidur lagi karena takut telat dan gue ditinggal pesawat. Padahal gue bilang kalo take off nya jam 09.55, tapi jam 1/2 7 mama udah nyuruh gue buat berangkat. Bukan cuma sampe turun dari taksi aja gue dianterin ke bandara nya, tapi sampe gue ketemu sama temen-temen baru yang lain (nominator yang lain dan orang Vivanews) , bahkan tadinya mama mau nungguin gue sampe gue cek-in hahaha. Tapi akhirnya mama bilang, "Kayanya cuma kamu yah yang dianterin sama keluarga, hehe. Mama pulang dulu yah masih ada kerjaan. Kamu udah ada temennya ini disini." Ngerasa jadi anak mami banget gue saat itu yang ditungguin sama orang tua, yang gak mau anaknya kenapa-kenapa hahah. Tapi tapi tapiii makasih banget yah Ma buat perhatiannya, buat ikutan sibuknya bantuin persiapan selama akan di Bali :*

Alhamdulillah banget, gak nyangka bisa jadi 10 besar nominator "World's AIDS Day Blog Competition" yang diselenggarakan oleh VivaNews dan Australian AIDS. Padahal postingan itu adalah postingan 'iseng-iseng', awalnya gue ngeliat timeline twitter @VIVAnews yang bilang kalo ada lomba postingan blog tentang HIV/AIDS (intinya begitu lah ya pokoknya) nah pas banget gue abis mendapat tugas kuliah Etika UMB disuruh buat makalah tentang lembaga kesehatan atau masalah sosial yang lagi marak dibicarakan. Dan yang gue buat itu adalah tentang Aids. Yaudah gue masukin ke blog dan gue kirim deh. Tadi nya juga blog ini adalah blog pribadi yang orang-orang disekeliling gue tuh gak ada yang tau. Eh sekarang jadi banyak yang tau, postingan galau-galau nya di simpen di draft deh jadinya, ahaahhaha :D

***

Acara HIV/AIDS Blog Competition Field Visit ini berlangsung selama 3 hari. Mulai dari tanggal 6 - 8 Desember 2011. Jadwal kunjungan udah dibagiin ke kami (nominator) 3 hari sebelum keberangkatan. Dan susunan acaranya emang cukup padat. Gak banyak waktu luang untuk kita jalan-jalan free, jam bebas gitu (emang di setting buat kunjugan ke tempat yang berhubungan sama kegiatan kali woy!)
Sesampainya di Hotel Santika Kuta, cek-in kamar lalu gue berbincang-bincang sedikit sesama nominator, salam perkenalan.
ini tempat tidurnya, dan gue harus tidur sendiri #eh

Seru ngobrol sama mereka, meski baru kenal tapi gak ada yang canggung gimana gitu, hehe. Sore hari nya kita kunjunga ke Yayasan Spiritia Paramacitta, sebuah lembaga yang bergerak dalam penanggulangan HIV/AIDS, sampai sekitar jam 6 sore kita disana. Lalu kembali ke hotel untuk makan malam dan setelah itu ternyata udah gak ada kegiatan lagi! (tuing! dalam otak gue langsung berpikir, "wah asik nih bisa jalan-jalan" eheheh) kita dikasih waktu untuk istirahat karena keesokan hari nya baru jadwal yang cukup padat. Kita akan ada jadwal kunjugan mulai dari jam 8 pagi sampai jam 1 pagi dini hari keesokan hari berikutnya, yaitu ke KPA (Komisi Penganggulangan AIDS) - PKBI (Perkumpulang Keluarga Berencana Indonesia) - KISARA (Kita Sayang Remaja) - Gaya Dewata - Hospot Transgender.

Karena gak mau membuang waktu dan menyianyiakan kesempatan selama disana, gue langsung mengajak temen-temen yang lain buat jalan-jalan. Cuma Mba Ruri dan Mba Vina yang gak ikut jalan-jalan malem ini, mereka bilang cape mau istirahat (kalo gue sih on terus, hahai). Akhirnya gue dan temen-temen didampingi oleh Mba Dyah,  dia tour guide kita dari Panorama Tour (kalo gak ada Mba Dyah, cewe nya cuma gue yang ikut jalan-jalan,  huakakak -_-)

chandra - gue - eki - fadel (nungguin mba ruri dan mba vina yang ternyata gak jadi ikut)
Pertama kita jalan ke Pantai Kuta, cukup jauh sekitar berapa ratus meter. No matter how far the distance, but the heart still happy and then the body would be willing haha. Meskipun malem gue kesana nya, cuma gelap dan kembang api yang menemani dan gak bisa ngeliat pemandangan indah siang/sore hari, tapi setidaknya gue udah ngerasai tuh desiran angin dan cium pasir pantai kuta. Bahahaha :D

anggap aja Rahmat nya gak ada :D
Gak berapa lama di Pantai Kuta, lalu kita diajak muter ke Legian. Dimana disana terdapat Monumen Peringatan Bom Bali 2006 yang terdapat ratusan nama korban. Sepanjan jalan menuju kesana, banyak club/bar sepanjang jalan, hahaha oh my X_X.
Fadel - Rahmat - Chandra - Aziz - Lingga - Gue - Eki. Photo by Mba Dyah
makin malem makin banyak gaya :D
Karena malam makin larut dan mengingat jadwal padet esok hari, akhirnya kita putusin untuk balik ke hotel. Jalur balik yang kita lewatin aga berbeda, kita melewati uluwatu. Berhubung udah malem toko-toko udah pada tutup semua deh, padahal kan kalo masih buka gue bisa nyolong waktu buat belanja gitu booo' hehe.

***

Hari kedua ini adalah inti dari kunjungan kita ke Bali. Kita pergi ke KPA - PKBI Bali - Kisara - Gaya Dewata - Hospot Transgender (aga scary, tapi seru). Disini gue banyak mendapat pengalaman dan pengetahuan tentang AIDS/HIV dan interaksi langsung dengan para ODHA. Meskipun bukan ke tempat-tempat wisata yang banyak para turis asing kunjungin, tapi gak kalah menarik perjalanan hari kedua ini. Edukasinya dapet, jalan-jalan muterin Bali juga dapet..

Terima kasih Vivanews, terima kasih AUSAID yang udah kasih kesempatan langka ini ke gue, gak akan pernah gue lupain dan akan gue jadiin ini sebagai awal gue menulis yang lebih bermanfaat, hehe.
Masih banyak sebenernya yang bisa gue ceritain. Tunggu cerita-cerita selanjutnya yaaahhh, see you :D

Fadel - Gue - Mba Dyah - Rahmat
Yeay! I'm at Hard Rock Cafe Bali

just wanna say thank you ~

Hello guys, hello every body. Are you still happy? I hope every days gonna be happy for us, amin :)
I wanna say, Thank you Allah, thank you for everything what i feel.
Thank you for the joy that You give ^^
Well, although for other people this is means nothing maybe, i would share the happiness that i've been passed. Hahai check it out! :D

Sunday, December 11, 2011

NominatorGoVlog - Mereka 'sama' Seperti Kita

“Mba, mau periksa apa disini?” Tanya ku pada seseorang (sebut saja namanya Ani) di sebuah Puskesmas WM di Bali 
“Mau berobat ARV mba” jawabnya sambil senyum kecut
“Sudah lama periksa kesini?” Tanya ku lagi
“Lumayan.”
“Terus mba udah merasakan khasiatnya seperti apa selama berobat kesini?”
Lama – lama si mba ini mulai terbuka dan saya pun mulai menanyakan lebih lanjut.
“Ya saya bisa hidup normal seperti orang lain dan saya hanya engga mau anak saya punya umur pendek karena tertular penyakit saya.”
“Memang anak nya umur berapa?”
“Anak saya ada 2 orang. Yang satu berumur 2 ½ tahun, dia sudah dinyatakan HIV+ dan yang satu lagi berumur 1 tahunan, tapi belum saya periksa VCT karena umurnya belum cukup.”
“Ooohh gitu..”
Namun saya tidak melanjutkan pertanyaan ke yang lebih privacy, karena sepengetahuan saya bahwa orang-orang yang mengidap HIV/AIDS ataupun orang-orang yang berada di populasi kunci tingkat ke sensitifannya cukup tinggi mereka apabila ditanya yang berhubungan tentang HIV/AIDS.

Tahu kah kalian dengan lagu ini?

(Kasih Putih - Snada) 
 
Dalam hidup ini, banyak yang tiada mengerti
Hidup yang dijalani mesti berbagi
Dalam cinta kasih kita bersama berdiri
Bergenggaman jemari menyatukan hati
DIA berikan kepada seluruh manusia
Kasih sayang karena kita semua tiada berbeda
Bila kau mau sadari, cinta kasih tak memilih
Kau dan aku kita semua sama
Bila kau mau berbagi apalagi yang dinanti
Kasih putih karunia sejati

Dari lagu itu kita bisa melihat bahwa kita semua sama, dalam artian kita memiliki hak dan kewajiban yang semua orang juga memiliknya. Tapi dalam hal ini banyak yang memandang sebelah mata, banyak orang yang sudah membuat persepsi sendiri tanpa tahu hal atau proses yang sebenarnya.
Berdasarkan hasil tinjau yang sudah saya lakukan kepada beberapa orang tentang pertanyaan. “Menurut anda HIV/AIDS itu apa?” Kebanyakan orang menjawab “Itu penyakit yang mematikan!” , “Pasti orang itu pemakai narkoba.” , “Jangan dekat-dekat dengan orang itu nanti bisa tertular!” Dan jawaban–jawaban nyeleneh lainnya.

Padahal hal yang harus kita tahu adalah bahwa HIV/AIDS itu tidak akan tertular hanya dengan kontak seperti bersentuhan, bersenggolan, berjabat tangan, bersin/batuk, makan dengan peralatan yang sama, bahkan berenang bersama dikolam renang. Misalnya si A makan malam dengan ODHA dan setelah itu mereka berenang bersama, maka tidak langsung akan tertular. Namun jika mereka sudah melakukan hal – hal dibawah ini, si A sudah berada dijalur beresiko. Yaitu:
- Hubungan seksual dengan ODHA tersebut
- Melakukan aksi narkoba dengan menggunakan jarum suntik yang bergantian dan tidak steril
- Melakukan transfusi darah

Karena HIV/AIDS itu mudah tertular melalui cairan, yaitu darah, cairan kelamin dan air susu.
Edukasi pemahaman tentang HIV/AIDS juga perlu diterapkan sejak dini kepada para remaja. Agar mereka sudah tahu sejak awal dan bisa menyaring apa–apa saja yang baik dan buruk bagi pergaulan mereka. Karena masa remaja adalah masa “coba–coba”, masa – masa yang rentan dengan pengaruh lingkungan apabila mereka tidak diberi pemahaman terlebih dahulu.
 
Dari  hasil kunjungan saya ke Bali kemarin bersama 10 Nominator blogger termasuk saya sendiri, 3 orang dari AustralianAID, 1 orang dari HCPI, 1 orang dari Yayasan Spiritia Paramacitta, dan 2 orang dari Vivanews dalam rangka HIV/AID Blog Competition Field Visit 2011, kami mengunjungi tempat-tempat yang berhubungan dengan masalah penanggulangan HIV/AIDS seperti berikut ini:

1. Komisi Penaggulangan AIDS (KPA) 

KPA Bali

Dimana KPA ini terbentuk untuk mewujudkan terkendalinya upaya pencegahan dan penularan HIV/AIDS atau menurunkan penurunan jumlah kasus HIV/AIDS di Bali. Mengurangi dampak sosial dan ekonomi akibat HIV dan AIDS pada individu, keluarga dan masyarakat.
Persentasi: Jumlah Kumulatif Kasus HIV/ADIS. Oleh KPA Bali


Disitu terlihat bahwa kasus HIV/AIDS berdasarkan jumlah kumulatifnya mulai dari tahun 1987 – 2011 mengalami peningkatan yang terus menerus, memang untuk kasus ini tidak akan mengalami penurunan, bukan berarti penanganan belum dimaksimalkan, tapi memang jumlah populasi kunci yang terus bertambah dan faktor - faktor lainnya.
Faktor hubungan seks entah itu homoseksual/biseksual/heteroseksual dan penggunaan jarum suntik yang bergantian memang yang paling mendominasi dalam penularan HIV/AIDS ini terbukti dari hasil kunjugan saya ke KPA Bali. Dapat dilihat digambar dibawah ini.

Persentasi: Kasus HIV/AIDS menurut faktor resiko. Oleh KPA Bali


2. Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Bali

Merupakan lembaga yang didirikan untuk menanggulangi pernyebaran virus HIV/AIDS yang berfokus pada kesehatan masyarakat publik dengan menciptakan sarana-sarana dan akses pelayanan AIDS dan HIV. Salah satu wujud kepedulian PKBI terhadap masalah penularan Virus HIV/AIDS adalah mendirikan klinik VCT Gumitir. "Kerahasiaan dan keterbukaan merupakan moto yang digunakan dalam klinik" ungkap dr. Eka Rahayu Dewi salah satu dokter yang menangani pasien yang datang ke Klinik VCT Gumitir ini. Pasien tidak perlu merasa takut dan malu untuk bercerita tentang penyakit dan prilaku seksualnya. Semua privasi dan kerahasiaan terjaga disini. Tetapi diharapkan agar pasien tetap terbuka kepada paramedis agar dapat diberikan pengobatan dan juga informasi tentang apa itu penyakit menular seksual maupun cara mencegahnya. Terkadang ada beberapa pasien yang langsung memulai cerita apa yang mereka alami, sehingga paramedis lebih mudah dalam menanganinya, ada juga yang harus dilakukan pendekatan terlebih dahulu oleh dokter. Karena mungkin pasien juga malu mengungkapkannya.
Di Klinik VCT Gumitir PKBI Bali

 
3. Kita Sayang Remaja (KISARA)

Lembaga yang berada dibawah naungan langsung PKBI Bali ini merupakan lembaga yang berupaya mencegah penularan HIV/AIDS dikalangan para remaja, karena remaja merupakan usia produktif bagi perkembangan dan penularan virus HIV/AIDS.

Pada rentang usia 15-19 tahun merupakan masa yang penetapan jati diri bagi seseorang dan juga pada masa ini, remaja selalu memiliki tingkat keingintahuan yang besar, sehingga apabila dibimbing dan dibina secara benar mengenai keingintahuan mereka terhadap seks pada usia dini, dampak dan akibatnya, serta masalah-masalah yang bisa timbul agaknya harus mendapat perhatian khusus, karenanya KISARA muncul sebagai pembimbing kalangan remaja yang kurang mendapat pendidikan dan arahan yang tepat dalam masalah seks usia dini, drugs, dan pengenalan awal terhadap HIV/AIDS.
Bersama Relawan KISARA dan Nominator lainnya



Adakah obatnya?
Sampai saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan HIV/AIDS secara total dari dalam tubuh pengidapnya. Namun, ada beberapa obat yang bisa menahan laju perkembangan virus tersebut dalam tubuh manusia. Obat yang dapat dikonsumsi adalah Anti Retroviral (ARV). Obat ini hanya bisa menangani infeksi oportunistik. Infeksi oportunistik (IO) adalah infeksi yang terjadi karena kelemahan system pertahanan tubuh. Infeksi ini memanfaatkan lemahnya system pertahanan tubuh yang diakibatkan serangan virus HIV, sehingga banyak penyakit yang dapat timbul akibat pertahanan tubuh yang lemah. Angka IO sudah menurun secara dramatis sejak tersedia terapi antiretroviral (ART). Namun IO masih menimbulkan masalah, terutama untuk orang diketahui terinfeksi HIV setelah infeksinya lebih lanjut. Banyak orang masih dirawat inap di rumah sakit dengan IO yang berat, sering TB. Akibat ini, mereka dites HIV, dan baru diketahui terinfeksinya. 

ARV
ARV

Jadi mulai sekarang stigma negatif tentang itu semua harus bisa dihilangkan, karena terbukti banyak para ODHA yang bisa hidup lama (bertahun-tahun) setelah mereka dinyatakan positif. Mereka masih bisa bekerja dan hidup selayaknya ditengah – tengah masyakarat umum. Justu jika semakin banyak stigma –stigma tersebut akan membuat mereka semakin merasa dikucilkan, merasa keberadaan dirinya sebagai sebuah kutukan Tuhan yang akan membuat malapekata seumur hidupnya. Ketidakpercayaan diri mereka yang rendah jika mereka tahu bahwa mereka adalah ODHA akan membuat semangatnya turun, jika semangatnya turun maka keinginan untuk mengobati penyakitnya tersebut akan minim dan membuat system kekebalan tubuhnya makin menurun (CD-4), pasti mereka akan malas makan, malas berolah raga, malas memeriksakan dirinya ke dokter, lebih memilih menyendiri dan membiarkan penyakit tersebut menggerogotinya perlahan dengan sangat mudah.
Untuk itu yang harus kita lakukan adalah memberikannya semangat, menyadarkan mereka bahwa mereka tidak sendiri menjalani semua ini, kita harus membantunya “survive” untuk bangkit dan memperjuangkan hidupnya agar lebih bermakna. Siapa yang mau sakit? Gak ada kan? Kalaupun mereka para penderita HIV/AIDS menderita penyakit tersebut karena kesalahan mereka sendiri. Itu urusan mereka dengan Tuhan. Kita jangan semakin menjatuhkan. Setidaknya kita sebagai masyarakat yang “bersih” dari penyakit itu berusaha untuk membantu mereka agar mereka tidak merasa semakin terpuruk. Toh kita tidak akan tertular jika kita tidak berada dijalur beresiko itu bukan? Jadi buat apa kita menghindari diri atau menutup mata dari kenyataan ini. Lebih baik kita mencoba berguna untuk kepentingan hidup orang lain agar terciptanya kesinambungan hidup yang membawa manfaat.
“Terkadang orang yang kamu remehkan adalah orang yang akan menghargaimu.”
Salam, Remaja Peduli HIV/AIDS :)