Wednesday, January 23, 2013

Novel vs Modul (The Winner: Supernova, Filosofi Kopi)

Kenapa baca novel lebih asik ketimbang baca modul kuliah? Gue sendiri bingung gimana jawabnya, suara-suara novel itu lebih kuat dari pada magnet untuk menarik gue ke arahnya. Jujur loh, awalnya gue baca novel Mbak Dewi 'Dee' Lestari ini pelan-pelan, kata perkata gue serap untuk menemui maksud dari kalimat-kalimat dahsyatnya. TAPI KENAPA GAK GUE TEMUI FEEL ITU PAS BACA MODUL??? --___--"
Apa yang ada dimodul seketika masuk ke otak hanya dengan Sistem Kebut Sejam. Huft. Eh gak gitu juga deng, baca novel kadang gue hanya butuh waktu sejam juga dan gue udah inget isi dari novel itu apa-apa aja. Sedangkan kalau gue baca novel, sejam juga baru bolak-balik di 2 halaman aja. Hahaahaha. Doh! Maapin baim ya allah~

By the way, ini segelintir kalimat yang gue suka dari novel-novelnya Mba Dewi Lestari yang cetar membaha badai~ (baru selesai gue baca setelah itu novel tergeletak di pojok kamar sekitar 2 bulan. wkwkwk)
"Berhenti memilah antara apa yang diinginkan dan tidak, lalu stagnasi hanya karena anda berkeras atas sesuatu yang sebenarnya harus berubah. Berhenti juga menilai baik buruk dari apapun. Bahkan untuk itu anda hidup. Anda adalah pengamat dan penikmat. Bukan Hakim." ---Supernova: Kesatria, Putri dan Bintang Jatuh by Dewi ‘Dee’ Lestari page 227
"Life is all about how to control our minds, and how to make use of aour limited knowladge." ---Supernova: Akar by Dewi ‘Dee’ Lestari

By the time you think you’ve figured out the logic of life, that’s when it twisted itself back toward the unexpected direction and you will be the object of universe’s jokes. ---Elektra (Supernova: Petir by Dewi ‘Dee’ Lestari)
“Semua pertanyaan selalu berpasangan dengan jawaban. Untuk keduanya bertemu, yang dibutuhkan cuma waktu.” ---Supernova: Partikel by Dewi ‘Dee’ Lestari page 69
"Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak? Dan saling menyayang bila ada ruang? Kasih sayang akan membawa dua orang semakin berdekatan, tapi ia tak ingin mencekik, jadi ulurlah tali itu." ---Spasi, Filosofi Kopi by Dewi 'Dee' Lestari

No comments:

Post a Comment